Magelang (06/08/2024) – Media sosial memungkinkan interaksi antar masyarakat secara jarak jauh, di mana pengguna dapat berbagi pesan, foto maupun video. Tak heran, media sosial sangat digemari oleh masyarakat dan menjadi perangkat digital yang lumrah digunakan. Selain itu menurut Chriss Fill dalam bukunya yang berjudul “Marketing Communications: Brands, Experiences and Participation” media sosial juga menciptakan percakapan dua arah antara brand dan pelanggan. Pemanfaatan media sosial sebagai branding desa wisata menjadi penting, mengingat dapat memberikan percakapan dua arah dan dapat menarik perhatian masyarakat di luar desa tersebut.
Desa Genikan memiliki berbagai potensi alam, mulai dari pertanian hingga pemandangan alam. Potensi pertanian yang dimiliki adalah holtikultura seperti wortel, tomat, cabai, kentang, kol, brokoli dan pokcoy. Sementara, pemandangan alam yang tersedia adalah pemandangan Gunung Merbabu dan beberapa gunung lainnya, karena Desa Genikan terletak di kaki Gunung Merbabu tetapi juga dikelilingi oleh Gunung Telomoyo, Andong, Sindoro dan Sumbing. Potensi tersebut sebenarnya dapat dikembangkan menjadi desa wisata. Namun, Desa Genikan masih belum memasuki tahap sadar wisata. Konsep sadar wisata adalah masyarakat dapat mengerti dan memahami bagaimana mengelola objek wisata bahkan menciptakan suatu objek wisata. Langkah awal memasuki tahap tersebut adalah masyarakat sadar bahwa desa yang ditinggali memiliki “nilai jual”. Untuk mencapai hal tersebut perlu ada suatu gerakan atau hal yang dapat membuat masyarakat mengerti akan nilai jual atau bagaimana branding akan dilakukan.
Media sosial menjadi kunci dari itu semua. Sayangnya, masyarakat Desa Genikan khususnya perangkat Desa Genikan masih belum familiar dengan pengelolaan sosial media untuk gerakan sadar wisata tersebut. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa Genikan dan Sekretaris Desa, sejauh ini Desa Genikan masih menggunakan media sosial Whatsapp sebagai perantara komunikasi dengan masyarakat. Namun belum menjangkau media sosial lain salah satunya Instagram. Instagram sangat diperlukan oleh desa sebagai sarana berkomunikasi sekaligus branding ke khalayak yang lebih luas karena merupakan media sosial dengan pengguna terbanyak. Keterbatasan kemampuan sumber daya manusia menjadi penghalang bagi Desa Genikan untuk menggunakan media sosial selain Whatsapp.
Oleh karena itu, Ainan sebagai mahasiswa KKN yang berasal dari program studi Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro memberikan pelatihan kepada perangkat Desa Genikan dalam hal pengelolaan media sosial terutama Instagram. Dalam pelatihan tersebut, Ainan memberikan informasi terkait cara membuat akun Instagram dan membuat cover serta template untuk unggahan feeds dan Instagram Story. Ainan juga berinisiatif untuk membuatkan logo Desa Genikan, karena Desa Genikan belum mempunyai logo. Logo yang dibuat mencerminkan karakteristik Desa Genikan yaitu dikelilingi oleh gunung dan memiliki potensi pertanian holtikultura. Pelatihan diikuti oleh tiga orang perangkat desa yang sedang berjaga di kantor Desa Genikan, salah satunya adalah sekretaris desa. Perangkat desa terlihat antusias dalam mengikuti pelatihan.
Ke depannya, perangkat desa dapat memanfaatkan akun Instagram dan logo yang sudah ada untuk melakukan branding menuju desa wisata. Dengan adanya akun tersebut diharapkan dapat membuka mata dunia bahwa Desa Genikan memiliki potensi wisata yang sangat menarik. Sehingga, Desa Genikan dapat lebih maju dan dikenal oleh masyarakat luas
Penulis: Ainan Fauziyah Husodo, S1 Ilmu Komunikasi 2021, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dosen Pembimbing: Ardiaz Ajie Aryandika S.Kom., MBA
Lokasi KKN: Desa Genikan, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang